Langsung ke konten utama

Selagi muda, belajar!

Image result for anak bisnisman
Jadi, aku mau cerita, Pada suatu hari (ehem)… 

Aku, seorang mahasiswi usia 22 tahun. Yang insomnia kalau sudah masuk usia kritis finansial. Kebetulan hari itu kena musibah, rantai motor yang romantis menemaniku setiap hari akhirnya memutuskan hubungan rantainya. Alhasil, malem itu aku harus nelpon umi, minta tolong dijemput dan motor malang itu terpaksa harus kutitipkan di sebuah kantor bisnis coaching. Sambil nunggu dijemput, aku membaca sebuah selebaran. Dalam waktu dekat akan ada pelatihan bisnis. Sepertinya aku sudah mulai butuh untuk upgrade diri ke arah sana. Akhirnya, malam itu diakhiri dengan batinan yang ternyata didengar Allah sebagai doa.

Iya, doa

1 bulan setelahnya, mendekati waktu training bisnis, ayah tiba-tiba bilang.
“kak, daftar ke coaching bisnis ya”
“ehiya? Yang mana?” dan ditunjukkanlah brosur persis seperti yang aku lihat malam itu. Setelah sedikit berdiskusi. Bismillah, insyaallah berangkat. 

Setelah hari H, ada sedikit miskom dengan panitia. Singkat kata, aku nekat saja langsung ke kantornya. Sampai disana, aku langsung dipersilahkan masuk dan ternyata, isinya anak-anak SD-SMA :”). Wah betapa terkejutnya. Di bayanganku, aku akan –setidaknya- bertemu orang-orang yang seumuran. Tapi, forumnya agak aneh. Masa iya usiaku yang paling tua. Ah, masuk saja. Toh ngga ada ruginya kan belajar sama anak-anak yang lebih muda juga.
“mbak, ini beneran kan aku terdaftar?”
“iya dek masuk aja”

Diskusi berlanjut. Ada dari mereka yang sudah memiliki usaha parfum. Satu hari bisa menjual hingga 150 botol. Usianya masih SMP. Hmm, luarbiasa. Ada juga yang berjualan sepatu. Sekedar dropship sih. Tapi untuk ukuran anak SMP, dia sudah berani. Lalu, aku yang sudah tua ini lama-lama tersindir juga. Heu, untuk memulai lepas secara finansial dari orangtua saja masih susah. Aku yakin masih banyak cerita luarbiasa lain diluar kelas ini yang mungkin aku belum tau. Youtuber-youtuber misalnya. Wkwk. 

Singkat kata, ternyata aku salah masuk kelas. ada kelas dewasa di gedung sebelah. Yaa resiko punya tampang imut. Udah semster 8 masih aja dikira anak SMA. Wkwk. Tapi dari salah masuk kelas ini aku dapet hikmah juga.

Belajarlah selagi muda. Kalau kata pepatah, belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu. Ia akan tertanam, bahkan perlahan membentuk sebuah karakter. Salah satu figur belajar di waktu muda, kita sudah kenal jelas. Yap, beliau adalah Ali bin Abi thalib. Yang akhirnya dijuluki Baabul ‘ilmi oleh Rosulullah. Pintunya ilmu-ilmu. Mereka-mereka yang diijinkan Allah untuk belajar tentang banyak hal bukan hanya ditempa di kelas. Tapi ia juga ditempa oleh kerasnya kehidupan. Kebayang kan ya, gimana Ali yang saat itu usianya masih sangat belia harus menghadapi teror kaum Quraisy saat rumah rosul ditinggal untuk hijrah. 

Iya, Ali yang masih sehijau pucuk daun teh pilihan itu (eh) bertugas menggantikan rosul di tempat tidurnya. Seakan-akan rela menggantikan terbunuhnya beliau jika memang harus begitu ceritanya. Setelah selamat dari rencana pembunuhan itu, Ali juga lah yang harus membayarkan hutang dan mengembalikan barang-barang titipan kepada masyarakat Quraisy yang masih ada di rumah rosul sebelum akhirnya beliau menyusul hijrah ke Madinah. Ali, di usia belasan tahun sudah menjadi sematang itu menghadapi masyarakat ditengah tantangan-tantangan dakwah islam. Masih banyak lagi figur-figur lainnya kalau kita baca-baca di sejarah.

Dan aku, di 22 tahun ini sudah jadi apa Ya Allah :”) hiks.

Ngga papa, buat anda-anda yang sudah terlanjur tua
Belajarlah dari buaian ibu, hingga ke liang lahat
Artinya, ngga ada kata telat buat belajar kan?
Adanya, yang lebih awal dan lebih akhir
 ehe
200619

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Don't Break the Chain

Ada suatu waktu dimana kita terinspirasi akan suatu hal, berusaha berubah setelahnya. Satu-dua hari tekat itu berhasil. Hari setelahnya, kita lupa lalu berkurang-berkurang, sampai kita semakin pesimis   akan tekat kita di awal. Kembalilah kita di kebiasaan sebelumnya. Akhirnya terbentuklah siklus males- terinspirasi- lupa- pesimis- males lagi (Hiyaa). Istiqomah ada kaitannya dengan habit. Habit, maknanya sebuah kebiasaan. Seseorang akan terbentuk sesuai kebiasaannya. Membentuk sebuah kebiasaan itu ngga gampang gais. Ada lika-liku yang harus ditempuh. Kalau kata pak Rhenald Kasali dalam bukunya self driving , ada peran mielin (atau simpelnya ingatan dalam tubuh kita) ketika kita membentuk sebuah kebiasaan. Jalur syaraf yang semakin sering digunakan dan distimulus membuat mielin pada syaraf tersebut menebal. Di awalnya kita akan memaksa-maksakan diri untuk membiasakan hal baru. Butuh repetisi dan keteguhan hati. Don’t break the chain . Setelah lewat 21 hari, ia akan ...

Dosis Terapi

Kamu punya target harian tilawah ngga? Aku punya. Simpel sih. 1 juz per-hari. Kalau aku berhasil menuntaskan itu, rasanya hal itu jadi terapi buat mood ku selama seharian. Kalau aku baca di awal hari, aku bakal ngerasa seharian itu lebih yakin dan tenang. Kalau aku baca di akhir hari, aku bakal banyak banget merefleksi hari itu. Yang buruk biar jadi pembelajaran, yang baik untuk dipertahankan. Aku menyebut 1 juz sehari sebagai dosis terapi. Karena (versiku) dibawah itu belum berhasil jadi terapi buat jiwaku yang gampang bet goyah ini hehe. Untuk sampai ke kebiasaan 1 juz itu gampang ngga sih? Sejujurnya ngga. Butuh menangkal beribu pemakluman atas diri sendiri yang super manja. Ketika aku marah-marah sama diriku sendiri, aku bilang “ kuncinya Cuma satu, kamu mau berubah atau ngga?”. Dan harus bener-bener galak sama diri sendiri. Heu Ada saatnya juga, dimana kita udah baca, sampe ditengah-tengah nih malah capek ngos-ngosan. Habis itu malah ngitung jumlah halaman yang...