Catatan ini, catatan biasa seorang Alsa. Seorang yang jarang terlibat di aksi lapang, karena selama menjadi masih menempuh jadwal kuliah selalu taat pada ibunda dosen, demi ridho akan ilmunya. Mulai hari Sabtu (22/9) seperti biasa, di rumah ayah suka melempar diskusi-diskusi ringan. Ngobrolin berita sampai hal-hal yang receh. Hari itu, ayah tanya soal gerakan mahasiswa yang mulai menggeliat dimana-mana. Aku yang sedang kesal, membalas ringan. "kalau ada seruan aksi ke Jakarta, aku boleh ikut ngga yah?" ayahku malah tertawa "ya, nanti kamu di Jakarta malah tidur. Ditanyain isunya aja kamu belum paham kok" iya, hari itu aku memang kalah di meja diskusi. Malamnya, terfikir olehku banyak hal. Negri ini sedang dalam prahara, apa yang bisa aku kontribusikan? Teringat kisah burung pipit pada eksekusi bakar nabi Ibrahim. Aku yang biasanya dapat jatah "jaga rumah" di EM, merasa harus mengambil peran lebih. Setelah diskusi ringan di chat sama Azzam, ternyata me...
Siapa yang akan mencatatkan kisah sejarahmu, jika tidak dimulai dari tanganmu?