Suatu hari di suatu tempat, aku diminta menuliskan sebuah narasi hidup. Apa alasan aku hidup? Aku mau berbuat apa sepanjang hidup? Sejenak aku terdiam. Apa ya… hm. Dengan berbagai kejadian yang perlu banyak disyukuri ini (jurusan yang sedikit ngga sesuai karena aku suka teorinya tapi ngga srek sama praktiknya, ditambah menjelang detik terakhir malah jadi wapres), aku sebenernya jadi sedikit bingung menentukan arah hidup. Tujuan hidup utama, sebenernya udah jelas sih. Ngga ada lain, ngga bukan, cuma untuk ibadah sama Allah. Inna Shalatii wa nusukii wa mahyaaya lillahi rabbil ‘alamiin. Tapi bos, aku mau punya ibadah sosial yang kayak gimana? Apa sih peran yang mau aku ambil di dunia ini? Apa ya.. hm. Teringat beberapa tahun lalu, waktu aku bingung milih jurusan kuliah. (aku ceritain lagi nih. Kebanyakan drama emanag Wkwk (baca judul lain: cita-citaku)). Aku sebenernya sempat punya satu prinsip sih. Sejauh apapun aku pergi, serumit apapun profesiku nanti, aku tetap haru...
Siapa yang akan mencatatkan kisah sejarahmu, jika tidak dimulai dari tanganmu?