“kamu akan selalu punya waktu untuk yang dicinta” Prioritas, biasanya diidentikkan dengan mana yang lebih penting, mana yang lebih mendesak, mana yang lebih harus didahulukan. Tapi sebenarnya, secara sederhana bisa kita runtut, yang mana yang lebih kau cinta, itulah yang kau jadikan prioritas. Mari kita coba ambil sebuah kasus. Ketika di rumah, orang tua kita sakit. Sedangkan ada pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor. Mana yang kiranya akan diprioritaskan? Jika kita lebih cinta pada orang tua di rumah, maka bisa jadi kita pulang dan menjenguk orang tua. Jika kita lebih cinta terhadap pekerjaan kita, maka kita akan tinggal dan menyelesaikan semuanya. Sederhananya seperti itu. Tapi nyatanya, hidup ini kadang tidak sederhana. Ketika kita pulang ke rumah dengan niat tidak ingin dipandang buruk oleh keluarga, maka cinta kita untuk siapa? Untuk orang tua, atau untuk pandangan orang semata? Ketika kita memutuskan untuk tidak pulang dengan pertimbangan bahw...
Siapa yang akan mencatatkan kisah sejarahmu, jika tidak dimulai dari tanganmu?